Kekeringan Lahan Sawah di Aceh Besar Makin Meluas, Kadis: Akibat Telat Tanam

ABN.Id| Aceh Besar – Jumlah lahan Sawah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Aceh Besar kian hari terus bertambah, di Kecamatan Seulimum sejumlah sumber air ikut kering.
Sejak beberapa hari terakhir kemarau melanda sejumlah bagian kawasan Kabupaten Aceh Besar, sehingga mengakibatkan seribuan hektar lahan padi sawah warga mengalami kekeringan.
Tidak cuma akibat tidak turunya hujan selama ini, tapi sejumlah sumber air yang selama ini dijadikan sebagai sumber aliran air ke sawah warga juga ikut kering.
Hibbatullah, salah satu ketua kelompok Tani di Kecamatan Seulimum, menyebutkan bahwa sekitar 90 hektar tanaman pani di Gampong Seulimum, kini sudah terancam gagal panen,karena konsisi kemarau yang melanda.
Tak cuma itu, Kemarau kali ini juga telah mengakibatkan keringnya sejumlah sumber air yang sebelumnya dijadikan sebagai air untuk diari ke lahan persawahan warga.
“Ini adalah kali ke empat peristiwa kekeringan yang kami alami secara berturut turut, bahkan sekarang sumber air juga ikut kering, maka potensi untuk dapat membantu pertumbuhan tanaman padi sangat kecil, bilamana tidak turun hujan dalam waktu dekat ini,” kata Hibbatullah, kepada media ini, Rabu siang (3/3).
Secara terpisah, Kadis Pertanian kabupaten Aceh Besar, Jakfar, SP yang dikonfirmasi media ini, membenarkan adanya penambahan jumlah lahan sawah warga yang mengalami kekeringan. Namun, pasca penyaluran sejumlah mesin pompa air oleh pemerintah beberapa hari lalu, diperkirakan sekitar lima puluh hektar sawah warga di kawasan Kecamatan Kuta Cot Glie sudah kembali normal.
“Lebih kurang sekitar seibuan hektar yang sudah dilaporkan kering, namun kondisi tersebut bisa kembali normal bila ada hujan turun dalam beberapa hari kedepan,” kata Jakfar.
Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, bahwa pemerintah telah menyalurkan sejumlah mesin pompa air untuk kelompok tani di sejumlah kecamatan untuk dapat menggunakan air yang tersedia untuk mengairi lahannya yang sudah mengalami kekeringan.
“Sekitar lima puluh hektar lahan sawah warga yang beradi dipinggir sumber air sudah normal kembali setelah didukung dengan mesin pompanisasi,” sebut Jakfar lagi.
Ditanya soal penyabab dari peristiwa tersebut terjadi dan hampir setiap musim tanam melanda, Jakfar menyebutkan bahwa kekeringan yang dialami petani di Aceh Besar selama ini ada dugaan akibat lambatnya prosesi penanaman dilakukan. Diperkirakan sekitar tiga minggu sebahagian lahan tadah hujan telat ditanami petani, akibatnya saat kemarau tiba kondisi tanaman masih pada masa kebutuhan air optimal.
Sedangkan untuk sejumlah besar lainnya lahan tadah hujan yang lebih cepat melakukan prosesi tanam dan kini sudah masa panen, tidak mengalami kendala serupa.
“Kedepan kita berencana mengarahkan petani untuk tanam lebih cepat dibandingkan masa tanam kali ini, perkiraan kita salah satu penyebabnya ya itu, sebab bagi petani yang melakukan tanam lebih cepat tidak mengalami kendala, malah beruntung masa panen berhasil dilakukan di masa kemarau,” demikian jelas Kadis Pertanian Aceh Besar ini. (Redaksi)
Penulis : Dahlan
Editor : Zulfikar