EkonomiPolitikSuara Rakyat

Feature : Mesin Jahit Nora untuk Pak Murad Pejuang Ekonomi Keluarga

Pagi yang cerah sekitaran pukul 11.00 WIB, sosok Lansia muda (young old) tengah asyik meracik jahitan lembaran kombinasi antara kanvas, kain dan cotton untuk jok mobil atau kursi, tepatnya di ujung Jembatan Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang – Propinsi Aceh.

Ternyata pagi yang cerah tersebut merupakan hari keberuntungan buat sosok Lansia muda, ya hari Jumat (28/1/2022). Murad sebutan sosok yang tengah meracik meracik jahitan lembaran kombinasi antara kanvas adalah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terus berjuang di tengah pandemi COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

“Alhamdulillah ada rezeki dari Allah yang dititipkan untuk saya melalui Bu Nora anggota DPRA,” sebut Pak Murad kepada Aceh.beritanasional.id, Rabu (2/2/2022) di lokasi tempat usahanya di ujung Jembatan Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang.

Pak Murad kelahiran Kualasimpang, 10 Februari 1948 mengatakan usahanya ini dilakukan lima tahun yang lalu setelah ‘Hijrah’ dari Lhokseumawe. Dengan bermodalkan keberanian ia beranikan diri melakonkan keahliannya sebagai pejahit Jok Mobil atau Kursi ataupun sejenisnya.

“Pelan dan bertahan. Modalnya ya hanya keberanian menerima kepercayaan pelanggan,” ungkapnya lagi.

Ia juga menceritanya setelah ‘Hijrah’ dari Lhokseumawe ke Kualasimpang dengan melakukan hal yang sama untuk menuju perubahan yang lebih terus ditanamkan dalam benah sanubarinya yang paling dalam.

“Hijrah ya itu la hijrah, sehingga tempat usaha ini juga saya buat dengan nama Kelompok Usaha Hijrah’ yang tujuan agar tidak terlepas dari makna hijrah saya ke kampung halaman saya,” sebutnya sambil tersenyum.

Pak Murad dengan terharu dan bangga menceritakan kedatangan sosok yang dikenal ‘Srikandi Aceh Tamiang’ yaitu Nora Idah Nita,SE di tempat usahanya.

“Itu hari Jumat dan hari keberungtungan buat saya. Bantuan yang dibawa dan suprot moral untuk saya menjadi semangat untuk terus berusaha,” jelasnya.

Pak Murad menjelaskan kedatangan anggota DPRA tersebut membuatnya sprit baru untuk kemajuan tempat usahanya.

“Saya kaget Bu Nora dengan santai dan santun duduk ditempat kotor ditempat saya meracik jahitan jok mobil. Tapi saya tidak bisa berbuat banyak untuk menyambut dan menerima Bu Nora melihat tempat usaha saya. Ya karena emang seperti ini kondisinya,” sebutnya merasa malu.

Menurut Pak Murad kedatangan Bu Nora tersebut merupakan kesempatan bagi dirinya untuk menyampaikan apa yang menjadi keinginannya.

” Saya sampaikan ke Bu Nora bahwa di ujung usia saya yang makin tua ini ingin berbagi ilmu dan pengalaman untuk meneruskan jahitan jok mobil atau kursi ataupun sejenisnya untuk para anak – anak yatim dilatih menjahit,” harapnya.

Apa yang diharapkannya itu cukup beralasan dengan melatih anak – anak yatim di sekitaran kampung usahanya itu akan melahirkan generasi penerus dengan kemandirian para anak – anak yatim yang susah agar mampu bertahan dan berpeluang berpenghasilan.

Untuk itu dirinya memohon ke anggota DPRA Nora Idah Nita sebagai perwakilannya di propinsi untuk membantunya menwujudkan apa yang menjadi cita – citanya.

“Sudi kiranya Allah dapat mengkabulkan cita – cita saya melalui Ibu Nora dengan mengalokasikan bantuan modal dan alat – alat mesin sehingga saya dapat melatih anak – anak yatim,” harapnya sembari menambahkan bantuan yang dibawa oleh Bu Nora saat ini sudah banyak mamfaatnya untuk kelancaran usahanya.

Disisi lain anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Demokrat Daerah Pemilihan 7 (Aceh Tamiang – Langsa), Nora Idah Nita, SE ketika dihubungi Aceh.beritanasional.id, Rabu (2/2/2022) mengatakan bahwa bantuan yang dibawanya tersebut sebagai wujud kepedulian dirinya terhadap pelaku UMKM mampu bertahan dengan kondisi sulit seperti saat ini.

“Bantuan tersebut sebagai wujud kepedulian. Insya allah akan dapat memperlancar usaha Pak Murah sebagai pejuang ekonomi keluarga,” ujar Nora yang juga meruapakan anggota Komisi V DPRA.

Terkait cita – cita mulia dari Pak Murad, Nora mengatakan keadaannya sulit tapi Pak Murad mempunyai cita – cita mulia dan ini perlu kita beri aspresiasi.

“Sungguh mulia cita – citanya,  Beliau punya cita – cita melatih anak – anak yatim untuk bisa berlatih membuat jok kursi dan mobil sehingga menjadi mandiri dan berpeluang berpenghasilan sehingga dapat membantu perekonomian anak – anak yatim. Insha Allah kedepannya saya akan bantu buat baik Pak Murad,” sebutnya mengakhiri. (ERWAN)

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button